Apa itu Investasi Reksadana Serta 4 Jenisnya Agar Kamu Tak Salah Pilih?

Tentu kalian sudah sangat familiar bukan tentang apa itu investasi? Berinvestasi sangat penting dilakukan apalagi jika ada dana lebih. Daripada ditabung maka berinvestasi lebih menguntungkan karena tidak akan tergerus inflasi. Cukup banyak instrumen investasi yang dapat dipilih dan disesuaikan dengan kebutuhan. Salah satu jenis investasi yang mulai banyak dilirik adalah investasi reksadana.

Berinvestasi reksadana berarti meletakkan sejumlah dana untuk dikelola oleh manajer investasi di pasar modal. Keuntungan yang diperoleh cukup besar apalagi jika dikelola pada saham unggulan. Investasi reksadana ini sangat menguntungkan bagi yang masih belum terlalu paham tentang pengelolaan investasi karena sudah dikelola oleh manajer investasi dengan baik. Nantinya laporan keuntungan akan akan dikirimkan secara berkala.

Ada 4 jenis investasi reksadana yang ada di Indonesia dan memiliki keuntungan serta kerugian masing-masing. Reksadana cenderung lebih mudah sebagai instrumen investasi. Selain itu, keuntungan yang diperoleh lebih stabil sehingga tidak terlalu terpengaruh pada fluktuasi. Penanaman investasi reksadana ke manajer investasi profesional dan terpercaya lebih aman. Setiap investasi akan memberikan resiko namun reksadana tidak beresiko tinggi.

Investasi reksadana sendiri ada beberapa jenis yang dapat dipilih. Jika telah memilih reksadana sebagai instrumen investasinya maka harus menentukan jenisnya, untung ruginya dan pemahaman lainnya. Berikut ini jenis reksadana yang harus dipahami sebelum belajar investasi. 

Reksadana Pendapatan Tetap

Reksadana pendapatan tetap ini merupakan investasi modal 100 ribu yang menjanjikan dan pergerakannya cenderung lebih stabil. Dana yang ditanamkan pada reksadana jenis ini dialokasi ke obligasi swasta maupun pemerintah kemudian sisanya ke pasar uang. Umumnya dalam jangka waktu setahun akan memperoleh bunga lebih dari 10% dan resikonya relatif kecil. 

Keuntungan lainnya dari reksadana pendapatan tetap adalah dana dapat ditarik kapan saja meskipun belum jatuh tempo. Ini akan sangat membantu apabila terjadi kondisi darurat yang membutuhkan dana.

Reksadana Pasar Uang

Jenis reksadana ini memiliki resiko yang relatif kecil dan lebih aman. Pada reksadana pasar uang maka dana akan dialokasikan ke surat berharga maupun deposito yang jangka waktunya kurang dari satu tahun. Return yang diberikan oleh reksadana ini dapat mencapai 35%. Namun besarnya return tergantung dari kenaikan obligasi dan bunga deposito. Bagi yang menginginkan resiko kecil dan keuntungan stabil dapat memilih reksadana pasar uang.

Reksadana Saham

Bagi yang menginginkan keuntungan besar dapat memilih reksadana saham sebagai instrumen investasinya. Dana yang tersimpan di reksadana akan dialokasikan pada pasar saham yang tentu saja fluktuatif dengan kenaikan serta penurunan. Oleh karena itu reksadana saham cocok untuk yang agresif dan berani mengambil resiko. 

Reksadana saham memiliki resiko yang paling besar dibandingkan jenis reksadana lainnya. Apabila saham yang dipilih mengalami kenaikan maka keuntungan akan menjadi besar dan sebaliknya. Namun manajer investasi akan mengelola dan memilihkan saham unggulan terbaik sehingga tidak akan mengalami kerugian atau loss.

Reksadana Campuran

Resiko yang ada dunia investasi reksadana campuran ini tinggi tetapi tidak sebesar resiko pada reksadana saham. Bagi yang menginginkan keuntungan tinggi tetapi kestabilan pasar obligasi dapat memilih reksadana campuran. Dana dari reksadana jenis ini dialokasikan ke pasar uang, pasar obligasi dan saham. 

Jika akan berinvestasi 3 sampai 5 tahun atau jangka menengah maka dapat memilih jenis reksadana campuran. Keuntungan tidak akan terasa apabila hanya berinvestasi di jangka waktu yang pendek saja.  

Memilih investasi harus tepat dan disesuaikan pada budget, kebutuhan dan pemahamannya. Jenis reksadana ada 4 macam yang harus diketahui sebelum melakukan investasi. Masing-masing jenis investasi reksadana memiliki keuntungan dan kerugian sesuai dengan keuntungan serta resiko.